1centemails.com

Selasa, 18 Agustus 2009

How things Offering Without Rejection


Title: How to Offer Something Without Rejection
Author: Agus Salim

Number of pages: 8 pages

Format: PDF
Language: English
Price: Rp.0 (Free)

Direquest by:
Shared by: PG’ers


How things Offering Without RejectionWhat do you want? Declined to offer when your business or rejected when you offer love? each of us would not want both, there are people who do not want declined, both in business and in love. Who would like to rejection … certainly not there is not?
But how can that we do not offer any resistance?

But do not worry, by downloading and reading e-Book titled how to offer something without rejection, you will know the tips and tricks – tricks to create a high level every quote you received.
This ebook written by authors with 3 other professionals to provide information outside the normal to you about “how something without offering resistance.” Tips – tips here written by the master experienced during tens of years.
In this ebook will be given tips – tips from the high-level master, so that you can avoidand overcome the rejection. Although this ebook is very short, but the tips – tips that are here are shut. Others spend hundreds of dollars just to get this information, but in pusatgratis.com you can obtain for free. please visit http://www.pusatgratis.com/

Source : Pusatgratis.com

Kamis, 13 Agustus 2009

Info ba fans................

hei belun fans sira keta haluha asiste konserto musika Inferno Band iha sexta Lorokaraik tuku 18:00 (tuku neen lorokraik) iha Area Parkir RTTL Caicoli. haksolok imi nia an iha fin da semana ho konserto musika.

New Kompilasi 2009, Gebrakan 11 Band Pop Rock



JAKARTA - Lama sudah dunia musik tidak diwarnai pendatang baru, kali ini Shelmer Records mencoba menggebrak musik dengan cara mengeluarkan album kompilasi bertajuk "New Kompilasi 2009".

Album kompilasi produksi Shelmer Record pimpinan Henry Siregar ini berisikan sebelas band baru dengan dua belas tembang terbaik. Masing-masing band menyajikan sebuah lagu terbaik dari band mereka, kecuali Hans band yang menyumbangkan dua lagu.

Diakui Henry, album kompilasi ini dikeluarkan adalah untuk memberikan kesempatan berharga bagi band-band pemula yang ingin berkiprah di dunia musik Indonesia.

"Adanya album kompilasi ini, kita memberikan peluang kepada band-band yang tidak bisa menyalurkan bakatnya tersebut,"ujar Henry saat ditemui di Kawasan Sarinah beberapa waktu lalu.

Henry menambahkan, sebelas band yang ada di album kompilasi ini rata-rata bergenre pop rock, aliran musik yang sedang digandrungi oleh para pecinta musik di tanah air.

"Mereka memiliki ciri khas tersendiri, dan masing-masing mempunyai warna musik yang berbeda satu sama lain, walau masih dalam koridor genre pop rock," ungkap Henry.

Henry meyakini bahwa soal kualitas musik yang ada tak kalah baik dengan grup band yang sudah ada di dunia musik tanah air. "Meskipun mereka baru di dunia musik, tapi kualitas musik mereka sama baiknya dengan yang lain," katanya.

Perlu diketahui, sebelas band yang terdapat di album New Compilation 2009 ini di antaranya adalah Hans dengan tembang andalan 'Palsu' dan 'Hilang', Meeza dengan tembang 'Yang Mempesona', Abigail dengan lagunya 'Athem 4 Secret Admirer', F16 dengan lagu andalannya 'Cinta', Skyper dengan lagunya 'Hilang', Squad lewat lagu 'Rindu', Lain dengan lagu 'Tak Seperti Dulu', Paradise dengan lagunya 'Melepas Kau Pergi', D'Clue dengan tembang 'Hari Esok', ARC dengan lagu 'Andai' dan Aero dengan lagu 'Sepercik Asa'.(Okezone)

Facebook Makin Real-time dengan FriendFeed


Meski sudah menjadi situs jejaring sosial paling terkenal di dunia saat ini dengan jumlah pengguna mencapai 250 juta, Facebook tetap melakukan gebrakan baru dengan mengakuisisi FriendFeed. FriendFreed merupakan situs layanan yang memberikan ruang bernaung para web sosial.Dengan sebuah sumbu pusat untuk memonitor aktivitas rekanan mereka di jaringan situs-situs yang berpartisipasi, termasuk Facebook, begitu pula Google dan Twitter.Penggabungan ini membuat situs Facebook menjadi semakin cepat dalam menghimpun informasi dari berbagai sumber. Namun, bagaimana bentuk dari penggabungan ini memang belum dipublikasikan secara resmi oleh perusahaan yang berpusat di Palo Alto, Amerika Serikat tersebut. Facebook mengatakan empat pendiri FriendFeed, masing-masing ialah veteran Google, beserta 12 pegawai akan menempati posisi di kantor perusahaan Mark, yang berbasis di Palo Alto, AS. Salah satu pendiri, Bret Tylor, mengatakan dua perusahaan tersebut "berbagi visi yang sama,".”Kini kita memiliki kesempatan untuk memiliki kesempatan untuk mengusung banyak inovasi yang telah kami kembangkan di FriendFeed ke 250 juta pengguna Facebook di seluruh dunia dan untuk dikerjakan bersama ahli Facebook, agara anda semakin mudah berbagi dengan teman-teman secara online," tutur Bret Tylor, pendiri FriendFreed.Sementara itu, bos besar Facebook, Mark Zuckerberg, dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh InternetNews, menuturkan bahwa pihaknya memang sangat menganggumi apa yang telah dibuat oleh FriendFeed yang dinilainya begitu sederhana dan elegan untuk orang-orang berbagi informasi.Dengan penggabungan Facebook dan FriendFeed, situs jejaring sosial ini kemungkinan besar akan menjadi pesaing utama dari situs microblogging semacam Twitter dan Plurk. "Kami perlu melakukan sesuatu untuk memenuhi tantangan Twitter. Dan melakukan berbagai cara termasuk dengan membantu orang terhubung dengan satu sama lain sepanjang waktu," Vice President Produk Facebook Chris Cox. (rileks)

Senin, 03 Agustus 2009

Info ba fans................

Iha segunda feira hili ona Vice Chefe RTLFansClub liu husi eleisaun democratiko ida iha sala ekontro RTL Programa. eleisaun nee hili Estering Commite ba RTLFans Club hodi atende actividade lubun nebe fans sira halao. hamutuk ema nain 32 maka involve iha eleisaun nee, tamba fans husi distrito la disponivel atu partisipa. Maibe ho hanoin ida atu forma lalais Estrutura halao duni eleisaun ba kandidatu rua nebe sei hili ema ida representa fans RTL hodi halao actividade nee. Eleisaun segunda feira nee kandidata ema nain rua, Negro ho Mona maibe liu husi eleisaun Mona hetan deit votu 8 enkuantu Negro 15 Votus nunee Negro sai nudar Vice chefe RTL fans CLub. tamba sei rona opiniaun husi RTL rasik no fans husi ditrito tomak, sekretario interino oras nee dadaun sei asume husi Kiku Lopes no Vice Secretario Very Gyanendra. Strutura Lolos sei fo sai iha tempo besik.....

Noticia RTL konaba Jogu Amizade RTL Fans Club ho RKM Fans

Para Fans RTL dan RKM Merasa Senang Bisa Bertemu BI-030809
Bobo/isabel

Para fans Radio Timor Leste dan Radio Rakambia merasa senang setelah bertatap muka dan menggelar pertandingan persahabatan yang diorganisir oleh Fans Club RTL dan RKM belum lama ini di Kampung Alor, Dili.

Koordinator Fans Club RTL-Martinho Corbafo da Cunha alias Negro menilai, kegiatan jumpa fans Radio ini sangat baik karena dapat mempererat hubungan antar sesama fans yang selama ini hanya saling mengenal melalui udara.

Untuk itu, ia berharap kegiatan jumpa fans melalui pertandingan persahabatan seperti ini perlu ditingkatkan hingga ke Distrik agar para fans radio dapat saling mengenal.


Diakuinya, meskipun pertandingan persahabatan tanpa hadiah namun memliki makna yang besar, karena dapat memperkenalkan para fans dari kedua Radio melalui kegiatan olahraga.


Sementara itu;

Koordinator Fans Club Radio Rakambia-Afonso da Silva alias Picpak mengatakan dalam pertandingan bola kaki itu Fans Club RTL menang dengan skor 2-1.

Ia menjelaskan, kemenangan itu bermula dari penyerangan bertubi-tubi yang dilakukan fans club RTL sampai memasukkan satu gol pertama dalam babak pertama.

Dikatakan, dalam babak kedua Fans Club RKM mampu menyamakan kedudukan namun, hingga pertandinagn babak terakhir berakhir, Fans Club RTL kembali unggul atas Fans Club RKM dengan skor 2-1.


Pertandingan lain yang digelar adalah; Bola volley putri yang dimenangkan oleh Tim Fans Club RTL melawan Tim Fans Club RKM dengan skor 2 -1, sedangkan untuk Bola volley putra dimenangkan oleh Tim Fans Club RKM dengan skor 2-1.
Source: Dokumentasi Berita Seksi Bahasa Indonesia Edisi 03 Agustus 2009

Istoria badak "Virgem"


Hi Kolega sira imi rona knanauk Virgem ka lae ? hau espera imi rona hotu ona, nee ida mos maka hau. maibe kolega balun mos gosta hela iha Kost Virgem, husu took Fitun Cs, sira hetan ka lae buat Virgem nee, hehehehehe nee ida mos o, susar atu hetan. se buka sira iha Kost primitif nee ida mos maka ita hotu atu Lee deit Istoria badak ka iha lian Melayu dehan Cerpen. yuk ita lee deit took istoria nee.


SANG PERAWAN Cerpen: Endah NJ
Udara pagi mulai menyusup melalui ventilasi kamar yang berdebu dan mulai usang dimakan usia, membangunkannya yang tertidur lelap karena kelelahan. Kelelahan yang bukan karena menghadapi pekerjaan yang menumpuk, tapi juga kelelahan menghadapi hidup yang semakin hari semakin menyiksanya.
Suci menyibakkan selimut kemudian bergegas bangkit dari tempat tidurnya. Dibukanya jendela kamar yang akan selalu berderit setiap kali Ia mendorongnya keluar. Udara pagi yang dingin langsung menyambutnya, membuat rasa kantuk yang masih tersisa hilang sama sekali, dilahap dinginnya pagi yang tidak akan pernah lagi membiarkannya menarik selimut lebih lama lagi.
Kehidupan memang telah berubah. Tapi baginya tidaklah menjadi lebih baik. Satu tahun sesudah wafatnya Bapak membuatnya semakin menyadari bahwa Ia bukanlah apa-apa didunia ini. Dulu, ia mungkin bisa berbangga diri dengan status sosial yang ia miliki, anak seorang anggota dewan propinsi. Bukan hanya itu, bapaknya juga merupakan satu-satunya orang yang disegani di desanya, desa Melati. Karenanya, ia bisa berbangga diri dengan berpikir bahwa kehidupan ini terlalu mudah untuk dijalani, dengan segalanya yang bisa dengan mudah didapat.
Namun nasib baik tidak selalu selamanya berpihak pada seseorang. Bapak meninggal disaat-saat yang tidak terduga, ketika semuanya bergembira menyambut penikahan Suci yang tinggal empat hari lagi. Bapak terkena serangan jantung mendadak, dan tangispun meledak dimana-mana.
Saat itu pun airmata Suci hampir-hampir tak keluar. Sampai akhirnya ia paksakan supaya mau menetes meski hanya beberapa butir saja. Keadaan terlalu menyiksanya saat itu. Tangan dan kakinya gemetar. Suara tangis orang-orang kemudian terdengar sayup-sayup. Orang-orang mulai menghujaminya dengan tatapan iba sampai akhirnya dua tangan menangkap tubuhnya sebelum terjatuh tak sadarkan diri.
Pernikahan pun akhirnya tak pernah terjadi selamanya. Satu-satunya laki-laki yang mencintanya dan bersedia untuk menikahinya tiba-tiba pergi entah kemana. Laki-laki itu bernama Aman. Dua hari setelah wafatnya Bapak, keluarga Aman datang untuk berbela sungkawa dan menyatakan membatalkan rencana perkawinan Aman dengan Suci. Mereka beralasan tidak ingin menyusahkan Suci dan keluarga dengan biaya-biaya menjelang pernikahan ditambah biaya pengurusan zenazah dan tahlilan Bapak yang besar-besaran. “Itu terlalu tidak masuk akal!” pikirnya. Suci memang terluka karena meninggalnya Bapak. Dia dan keluarga juga sedang dalam keadaan berbela sungkawa saat itu. Tapi tak pernah terpikir olehnya untuk membatalkan pernikahannya dengan Aman. Satu-satunya laki-laki yang mau menikahinya. Yang ia mau saat itu hanya menunda pernikahan jika memang mungkin.
Memang tidak dapat dibantah, jika biaya pemakaman dan tahlilan Bapak memakan biaya yang tidak sedikit. Rekan-rekan Bapak yang sama-sama duduk di pemerintahan memang datang berbelasungkawa dan menyelipkan uang dalam sebuah amplop dengan hiasan pinggir berwarna merah biru kepada Ibu sebelum berpamitan. Jumlah uang itu tidak terlalu besar. Tapi akan menjadi paling besar jika dibandingakn dengan uang dari para tetangga yang melayat. Semua uang itu digunakan untuk acara pemakaman dan tahlilan Bapak.
Ah, Bapak…Bapak, beliau memang tidak meninggalkan harta yang berlimpah walaupun seorang pegawai pemerintahan. Beliau masyhur bukan sebagai seorang konglomerat dan tuan tanah, namun karena dedikasi dan pengabdiannya yang tinggi pada masyarakat. Hal itulah yang membuat orang-orang bersimpati padanya. Satu yang selalu Bapak ingatkan kepada anak-anaknya adalah “tuntutlah ilmu setinggi mungkin, karena dengan ilmu manusia menjadi kaya.”
Satu-satunya alasan Aman yang terbersit dan paling masuk akal dalam pikiran Suci saat itu adalah karena Aman tidak benar-benar mencintainya. Atau jangan…jangan, Aman sama sekali tidak pernah mencintainya! Mungkinkah Aman mau menikahinya hanya karena Suci anak seorang anggota dewan propinsi yang terkenal jujur dan disegani? Oh! Tentu saja itulah alasan yang sesungguhnya! Dengan menikahi Suci, status sosial Aman dan keluarganya yang hanya pedagang kelontongan tentu saja akan terangkat, karena menjadi menantu dan besan Ahmad Fatah Masyhur, seorang pegawai pemerintahan yang terkenal.
Dan kini bapaknya sudah mati! Tidak ada lagi sesuatu yang bisa dibanggakan dengan menikahi seorang Suci. Kematian Bapak telah meninggalkan luka bagi siapapun yang ingin mereguk nikmatnya bernaung, dibawah ketiak seorang pegawai pemerintahan yang selalu terkesan kaya raya dan terhormat. Suci kini seperti terpental ke dunia lain yang sama sekali tak dikenalnya. Keadaan telah berubah seratus delapan puluh derajat. Kini Ia memiliki status baru, seorang anak yatim! Adakah sebuah kebanggaan ketika kata itu diucapkan? Tentu saja tidak! Bahkan jika kata itu diberi keterangan Ahmad Fatah Masyhur, tetap saja membuat batin Suci tersayat. Ahmad Fatah Masyhur tinggallah sebuah nama diatas sebuah batu nisan, dan tidak ada seorangpun mau meliriknya lagi.
Suci terdiam kaku menahan kemarahan dan kesedihan yang bercampur. Ia tidak ingin mengeluarkan airmata lagi. Ini terlalu nista baginya. Penopang hidup dan belahan jiwanya pergi satu-persatu, membuatnya seperti dikubur hidup-hidup dan dipaksa untuk mati karena ia ternyata tak bernilai apa-apa.
Sejak saat itu, kehidupan barunya mulai. Status sosial yang pernah melekat dalam diri seorang Suci pudar dengan sendirinya dimata orang-orang. Orang-orang mulai melupakan siapa itu Suci dan status sosial yang disandangnya, anak seorang pegawai pemerintahan. Ya, itulah kehidupan, tidak selamanya menyenangkan.
Kini Suci harus banting tulang menghidupi Ibu yang kondisinya semakin memburuk sepeninggal Bapak dan kedua adiknya yang masih SMP. Izajah Sarjana Sastra yang diperolehnya di sebuah Universitas swasta tidak banyak membantu ketika ia melamar pekerjaan. Sehingga ia pun hanya menjadi seorang karyawan di sebuah kantor penerbitan kecil di sudut kota dengan gaji yang pas-pasan.
Keadaan ini sama sekali tidak menguntungkan baginya. Walaupun harus lembur tiap malam, uang yang diperolehnya tidak mampu mencukupi kebutuhan yang harus dipenuhi. Belum lagi pandangan sinis orang-orang dikantornya yang mengecapnya sebagai perempuan penggoda tanpa sebab yang jelas. Terkadang terbersit dibenaknya untuk mengakhiri hidup ini. Namun bayangan Ibu dan kedua adiknya sering membuatnya berada dalam situasi dilematis antara bertahan dan tidak dalam kondisi yang sangat pahit itu.
Usianya yang hampir memasuki kepala tiga membuat orang-orang disekitarnya mulai menggunjingkan dirinya sebagai perawan tua dan tidak laku. Pernah satu kali ia pulang pagi karena kelelahan dan tertidur dikantor. Orang-orang langsung berkomentar dan menyangkanya macam-macam. Bibir-bibir manusia itu tidak pernah bisa berhenti membicarakan orang, terutama dirinya. “Tapi Ibu tidak boleh tahu akan hal itu” pikirnya. Kondisinya terlalu lemah dan rapuh setelah kematian Bapak. Suci harus menjadi perempuan tegar. Laki-laki bukanlah sosok manusia yang harus menjadi tempat bersandar baginya. Laki-laki bukanlah segalanya! Laki-laki baginya hanya akan membuatnya menjadi sosok yang lemah. Bapak memang teladan, tapi ketiadaannya telah membuat ibunya begitu tersiksa. Dan Aman bukanlah sosok membanggakan yang telah membuatnya teriris.
Suci sudah siap pergi ke kantor. Langit tampak begitu cerah, membuat semua orang bersemangat untuk melakukan aktifitas mereka. Tapi tidak bagi seorang Suci. Hari ini Ia malas sekali pergi ke kantor. Jika bukan karena keharusannya menghidupi keluarga, ingin sekali ia menemani ibunya di rumah. Ibu sendirian di rumah karena kedua adik Suci berangkat ke sekolah. Seandainya tiba-tiba Ibu…ah! Suci tak ingin berpikir macam-macam tentang ibunya. Suci mengecup tangan Ibu yang mulai keriput karena usia, kemudian berangkat ke kantor.
Diluar terlihat perempuan-perempuan penggosip sedang berkumpul di warung Bu Imas. Salah satu dari mereka kemudian menyapanya, “Neng Suci kok sudah berangkat? Biasanya pagi-pagi begini baru pulang…” Wajah Suci memerah padam menahan amarah. Belum sempat ia menjawab, perempuan yang lain menimpali. “Perawan kok pulang pagi…” Sahut perempuan itu sambil tersenyum kecut. Kali ini amarahnya benar-benar memuncak. Harga dirinya betul-betul diinjak-injak. Ingin sekali ia menyumpal mulut perempuan itu dan memotong lidahnya yang tak mau berhenti mengoceh sampai putus, kemudian melemparkannya pada Anjing yang sedang kelaparan! Namun kakinya semakin cepat bergerak menjauhi kerumunan perempuan-perempuan tadi menuju persimpangan tempat Ia biasa menunggu angkot. Salah satu dari perempuan tadi kemudian berteriak, “Namanya juga perempuan tua…!” Kemudian semuanya tertawa.
Tak ada gunanya menanggapi ocehan mereka, karena mereka tak membutuhkan tanggapan apapun. Yang mereka mau hanyalah melihatnya semakin terpuruk. Dan Suci tidak akan pernah menjadi apa yang nereka mau. Tidak akan pernah. “Dasar gila!” gumamnya ketus.
Waktu makan siang di kantor sudah tiba. Suci bangkit dari kursi kerjanya, kemudian melangkah keluar ruangan tempat ia bekerja. Sebuah suara tiba-tiba menghentikan langkahnya, “Suci…” Suci pun menoleh. “Sendiri aja Ci? Nggak gabung dengan yang lain?” tanyanya lagi. Suci tersenyum kecut. Semua orang dikantor ini juga sudah tahu kalau Ia tidak disukai, tertutama oleh teman-teman karyawan perempuan. “Mmh, gimana kalau kita makan siang sama-sama?” tanyanya lagi. “Saya biasa makan sendiri” Tolak Suci tiba-tiba. Ia sendiri bertanya-tanya mengapa ia bersikap seperti itu. Jauh dilubuk hatinya sesungguhnya Ia sangat membutuhkan seorang teman untuk berbagi dan menumpahkan segala beban yang menyesakkan dadanya. Namun ingatan akan sosok Aman membuatnya mengurungkan segalanya.
Laki-laki itu adalah Aji. Ia memang sering memperhatikan Suci dari balik mejanya. Seulas senyum tersungging di bibirnya ketika secara tidak sengaja mata mereka bertemu pandang. Tapi Suci buru-buru mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Hari ini rupanya Suci harus lembur lagi. Berkas-berkas yang hampir menutupi seluruh permukaan mejanya harus diselesaikan malam ini juga supaya besok pagi sudah siap dikoreksi.
Mata Suci tak kuat lagi menahan kantuk malam itu. Hujan turun dengan derasnya di luar. Ia bangkit dari kursinya dan mengenakan mantel untuk menghangatkan tubuhnya. Sesuatu tiba-tiba membuatnya terkejut. Sebuah sosok berdiri didepan pintu ruangan tempat ia bekerja. Suci tersentak kaget. Jantungnya berdegup kencang. Matanya terbelalak menatap sosok yang bergerak-bergerak misterius seperti hantu. Lampu kantor memang sengaja ia padamkan, sehingga Ia tak begitu jelas melihat sosok hitam dibalik pintu itu. Perlahan Suci mendekat ke pintu. Rasa takut bukanlah sesuatu yang harus Ia pertahankan lagi. Gagang pintu tiba-tiba bergerak. Deritannya membuat bulu kuduk berdiri. Selebihnya Ia hanya mampu berdiri kaku menatap pintu yang perlahan terbuka.
“Aji…!” Bentak Suci kaget. Aji kemudian menyalakan lampu. “Aku sangat mencemaskanmu…” Suara Aji terdengar begitu berat. Tubuhnya basah kuyup karena kehujanan. Suci mundur beberapa langkah. “Apa yang dilakukan laki-laki ini dengan mendatangiku malam-malam begini, dengan tubuh basah kuyup seperti itu… ” Batinnya cemas. Aji menghampirinya, dan tiba-tiba mendekapnya erat. “Aku benar-benar mencemaskanmu…” Suara Aji mengiba. Suci tersentak kaget dan meronta. Tapi tubuhnya yang kecil dan lelah terlalu lemah untuk melepaskan diri dari dekapan laki-laki itu. Suci semakin tak berdaya dan laki-laki itu semakin leluasa menjamah tubuhnya sampai akhirnya kelelahan.
Hujan diluar mereda. Menyisakkan keheningan malam yang dingin dan lembab. Jam berdentang dua kali menunjukkan pukul dua pagi. Sepasang mata menatap kosong ruangan kantor yang sunyi setelah sempat gaduh beberapa saat. Tubuhnya terbaring kaku dilantai. Dibalik wajahnya yang pucat, tergambar keputusasaan akan hidup. Matanya yang sayu dan lelah meneteskan setitik air mata. Entah air mata apa. Namun yang pasti, ingin sekali Ia segera menyambut pagi dan berlari pulang untuk berseru pada semua orang, “Aku bukan perawan tua lagi…!”
Filed under: FIKSI